BAGAIMANA TAIPAN MEMBANGUN BISNIS MEREKA?
Ketika kita memutuskan untuk menjadi entrepreneur, kita akan dihadapkan dengan dua pilihan. Akan menjadi apakah Anda di masa depan? Apakah Anda hanya berhenti sebagai Laopan (bos) atau apakah Anda ingin meneruskan impian Anda hingga menjadi Taipan (konglomerat)?
Jika ingin menjadi Laopan, Anda tidak perlu capek-capek membangun sistem dan membentuk leader yang dapat memimpin perusahaan Anda. Karena meskipun bisnis Anda hanya satu, tapi Anda adalah bos di perusahaan Anda sendiri. Dan perusahaan Anda tetap akan memberikan pemasukan kepada Anda.
Tetapi jika Anda ingin naik level menjadi Taipan, maka Anda harus membangun sistem untuk bisnis Anda dan menciptakan leader untuk memimpin bisnis Anda, sehingga Anda bisa segera meninggalkan bisnis Anda dan membuka bisnis-bisnis baru yang memberikan profit maksimal bagi Anda.
Sebenarnya ada beberapa prinsip yang diterapkan Taipan ketika memulai sebuah bisnis. Dan prinsip ini terlihat sedikit berbeda dengan pengusaha kebanyakan yang bertipe Laopan (bos).
Bagaimana para Taipan tersebut membangun bisnis-bisnis mereka hingga menghasilkan multi kekayaan untuk mereka dan keturunannya? Ternyata saat berbisnis, mereka sangat berpegang teguh pada 5C berikut ini :
1. CUAN
Cuan artinya untung. Ketika akan memulai suatu bisnis, Taipan akan menganalisa, bisnis tersebut di mana letak cuan-nya. Kalau sudah, seberapa cepat dan seberapa besar ia bisa mendapatkan cuannya. Semakin cepat dan semakin banyak cuan yang bisa mereka peroleh, mereka makin bergairah.
Taipan sangat tidak menyukai bisnis yang terlalu lama untungnya. Kalau perlu, bulan depan bisnis yang mereka bangun sudah cuan. Semakin lama cuannya semakin berbahaya bagi mereka. Biasanya mereka mematok, bisnis itu paling lama 3 tahun sudah harus menghasilkan keuntungan (tergantung model bisnisnya).
Prinsip mereka “Buat apa kamu buka bisnis kalau merugi terus-terusan? Bisnis itu harus cuan. Kalau bisa jangan lama-lama. Kalau perlu, besok bisa cuan sekalian, makin bagus!”
2. CENGLI
Setiap bisnis itu pasti diperlukan kerja sama tim, baik dengan karyawan yang digaji ataupun dengan partner dengan sistem pembagian keuntungan. Dalam membentuk tim, mereka berusaha agar bisa cengli (fair/adil). Jika berpartner dengan orang lain, maka pembagian keuntungannya harus cengli.
Jika berdagang dengan pihak lain, maka harganya harus cengli, tidak boleh sampai tekor. Jika menggaji karyawan, maka harus cengli. Karyawan harus memberikan kontribusi sesuai dengan harga yang telah dibayarkan.
Jika ada salah satu faktor yang tidak cengli, mereka tidak akan melanjutkan. Buat apa capek-capek kerja kalau jadi budak orang lain.
3. CIA
Cia artinya makan. Taipan berprinsip “Di awal bisnis, kita kerja keras dulu. Nanti kalau uangnya sudah turun, baru kita cia.”
Ketika bisnis baru dimulai, Taipan sangat berhemat dan bekerja sangat keras. Saking hematnya, kadang mereka mampu hidup di bawah garis kemiskinan. Saking kerja kerasnya, kadang mereka sampai mampu bekerja overload melebihi batasan kesehatan manusia.
Mereka baru mengambil hasil kerja keras mereka setelah perusahaan mereka memberikan keuntungan. Entah uangnya ditarik untuk kepentingan pribadi, atau dipergunakan untuk berinvestasi di bidang lain, yang penting “cia” dulu, menikmati hasil dulu biar makin semangat kerjanya.
4. CINCAI
Cincai artinya toleransi. Dalam berbisnis, kita tidak bisa memastikan semua kinerja bisnis bisa tepat 100% sesuai standar. Pasti ada sesuatu yang kurang. Di sini, taipan biasa cincai. Yang penting, hasil akhir dari suatu usaha tercapai.
Misalnya, seorang Taipan membuka pabrik pengolahan ikan laut. Ia menarget dalam sebulan harus mampu memanen 1 ton ikan laut agar mendapatkan profit 100%. Di tengah jalan ternyata ada penduduk lokal yang mengambili ikan lautnya untuk kebutuhan sehari-hari.
Daripada ribut dan bermasalah panjang dengan penduduk lokal, si taipan menghitung lagi, apakah kebiasaan warga lokal tersebut menyebabkan kerugian?
Ternyata tidak, hanya saja keuntungan yang ia peroleh berkurang hingga 15%. Si taipan pun memustuskan untuk cincai sajalah. Daripada mengusir penduduk lokal malah lalu rusuh malah berpotensi menimbulkan kerusuhan yang bisa-bisa justru merugikan pabrik pengolahan ikan miliknya.
5. CAU
Hampir semua dari kita diajari untuk membuka bisnis dan mengelolanya hingga sukses. Tapi hampir tidak ada dari kita yang diajari bagaimana cabut (cau) dari bisnis kita ketika tren pasar mulai habis.
Itulah sebabnya banyak pengusaha yang terjebak dalam kebangkrutan dan kerugian ketika pangsa pasar mereka mulai habis. Berbeda dengan Taipan. Meskipun pangsa pasar mereka mulai habis, tapi mereka tetap kaya.
Ini rahasianya kenapa taipan tetap kaya meskipun perusahaan mereka akhirnya bangkrut.
Taipan akan bekerja keras dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya ketika tren pasar sedang bagus dan berkembang.
Ketika dirasa tren pasar menurun dan menurut analisa mereka pasar akan segera habis, maka mereka akan segera menjual perusahaan mereka ke pihak lain sehingga mereka mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan perusahaan tersebut. Uang hasil penjualan perusahaan tersebut mereka gunakan untuk membangun bisnis lain yang tren pasarnya sedang berkembang dan bagus.
Bagaimana jika bisnis mereka tidak laku dijual? Perlahan-lahan mereka akan menutup bisnisnya. Mereka sudah kaya karena keuntungan yang telah mereka tuai saat performa pasar sedang bagus-bagusnya. Ketika pangsa pasar mulai habis, mereka akan menutup perlahan bisnisnya sebelum menimbulkan kerugian.