Sering kali konten yang sudah dibuat mendapatkan jumlah engagement (like, komen, share) yang buruk
Hal utama yang bikin engagement turun adalah audiens tidak tertarik dengan konten yang Anda berikan, dan artinya Anda sudah melakukan kesalahan membuat konten
Contoh kesalahan membuat konten yang sering dilakukan adalah kualitas konten foto/video yang buruk, tidak ada edukasi, tidak menghibur, caption yang tidak nyambung dengan gambar, tidak membangun interaksi dan lainnya
Kesalahan ini dapat merusak citra baik Anda sebagai content creator, lebih baik Anda periksa ulang apakah konten Anda sudah terhindar dari hal-hal yang dipantang saat membuat konten
Disini Anda akan menemukan pantangan apa yang harus dihindari dan bagaimana cara mengatasinya
1. Konten yang monoton menceritakan tentang Anda
Hal utama yang harus Anda ketahui sebagai content creator adalah jangan egois
Jangan egois maksudnya lebih banyak membahas opini atau cerita dari sudut pandang Anda sendiri, lebih baik Anda lihat juga dari sudut pandang audiens
Hindari penggunaan kata “Gua”, “Saya”, atau “aku” terlalu banyak karena yang menikmati konten bukan hanya Anda tapi ada audiens
Kesalahan membuat konten seperti ini sering dilakukan oleh creator lalu gimana cara atasinya?
Lebih baik Anda berikan kalimat ajakan yang bertujuan untuk berdiskusi tentang topik yang Anda bawakan
Kalimat ajakan bisa Anda taruh di foto/video bahkan di caption
Contohnya gini
Konten ini menceritakan kalau pencapaian hidup orang-orang itu beda-beda, ada yang sukses di usia muda dan ada yang sukses di usia tua
Karena setiap orang mempunyai waktu yang berbeda untuk berproses, jadi gak bisa disamaratakan setiap orang harus sukses diwaktu yang sama
Lalu di caption tambahkan CTA (Call to Action) yaitu suatu tindakan yang dilakukan audiens berdasarkan perintah Anda,
Dengan tujuan agar audiens mau berlanggan email, subscribe akun sosmed Anda, daftar di landing page dan lainnya
Kalau contoh konten di atas CTA nya bertujuan untuk membuka forum diskusi dengan followers dengan mengeluarkan opininya, apakah audiens setuju atau tidak, dan alasan kenapa mereka setuju/tidak setuju
Anda bisa baca 6 Strategi Membuat Konten di Intagram agar yang dibuat tidak monoton
2. Terlalu fokus ke teknis
Algoritma sosmed adalah hal terpenting untuk membangun sebuah engagement tinggi, tapi jika Anda melakukan kesalahan membuat konten otomatis engagement akan turun
Tapi yang jadi masalah adalah terlalu fokus ke teknis bisa memperburuk engagement juga. Daripada mementingkan jam posting di sosial media, lebih baik Anda fokus untuk membagikan value dari isi konten.
Karena menurut data yang dibagikan oleh tim Instagram di akun @creators konten yang memiliki nilai edukasi, shareable sudah cukup bagus daripada spam konten yang tidak ada nilainya
Ketika konten Anda sudah memiliki nilai yang relate dan memudahkan audiens untuk membagikannya, barulah Anda posting sesuai dengan jadwal prime time. Anda bisa mengikuti jam posting seperti di gambar ini
Saat makan siang jam 11.00 sampai 13.00, saat malam hari dari jam 19.00 sampai 21.00, dan ternyata hari Rabu adalah waktu dimana Instagram memiliki engagement tertinggi
Tapi sekali lagi, perhatikan isi konten Anda, karena konten yang di posting sesuai prime time tapi kontennya gak relate atau gak shareable akan percuma dan audiens akan kurang merasa ada manfaat dari konten yang Anda buat.
Karena audiens datang ke Anda dengan harapan Anda bisa memberikan edukasi dan informasi melalui konten yang Anda buat
Jadi, lebih baik Anda fokus ke nilai konten daripada pusing ikuti algoritma yang berubah
Tidak masalah kalau Anda posting konten gak seminggu full cuma seminggu posting 3 konten, asalkan 3 konten itu memberikan informasi dan edukasi yang dibutuhkan audiens
Kalau konten Anda punya nilai lebih sesuai kebutuhan audiens dan relate dengan kehidupan maka insight atau engagement yang Anda dapatkan juga banyak
Contoh, Anda bikin konten yang menceritakan banyak aplikasi penghasil cuan tanpa kerja keras, hanya dalam sekali post
Berkat cerita yang relate dengan situasi masih banyak orang yang percaya dengan aplikasi penghasil cuan hasil engagement yang didapat sebanyak ini

3. Kesalahan membuat konten karena bahasa yang rumit
Agar terlihat keren dan dianggap cerdas sebagai ahli dibidang tertentu sering kali creator menggunakan bahasa yang belum tentu dimengerti sama audiensnya
Lebih baik penggunaan bahasa disesuaikan dengan siapa target audiens Anda dan mudah dipahami terutama untuk orang awam sehingga tidak ada kesalahan membuat konten
Misalnya lagi ramai pakai bahasa Inggris yang disingkat seperti fyi, fyp, afaik, tbt, imo, cmiiw dan lainnya
Kalau anda pakai bahasa ini dengan target market ibu-ibu rumah tangga sudah dipastikan konten Anda tidak akan sampai ke mereka
Mereka akan bingung karena bahasa yang kurang familiar dengan mereka, akhirnya mereka tidak mempedulikan isi konten yang Anda buat
Tapi beda lagi kalau target market Anda adalah karyawan atau mahasiswa
Mereka mungkin mengerti karena sebagai orang pelajar dan karyawan akan pelajari hal baru tiap waktu terutama bahasa
Karena karyawan dan mahasiswa akan paham dengan singkatan bahasa Inggris kalau gak paham akan berusaha cari maksudnya apa, beda dengan ibu-ibu rumah tangga yang malas untuk cari tahu
4. Tidak riset keinginan audience adalah kesalahan membuat konten
Kebanyakan creator hanya membuat konten yang membahas hal-hal dasar di bidang tertentu tanpa membuat studi kasusnya atau konten yang relatable.
Jika Anda memuat konten tentang studi kasus atau relate dengan audiens Anda, tentunya akan menjadi topik atau konten keren di akun sosmed atau blog
Contohnya seperti ini
Konten di atas menceritakan sebuah pengalaman pribadi saat ditawarkan produk piring oleh seorang sales hingga berakhir membeli produk tersebut walaupun harganya mahal
Hal ini bisa terjadi karena sales tahu siapa target marketnya yaitu pasangan yang sudah menikah,
Selain itu sales juga sudah memperkirakan masalah apa yang sering dialami oleh pasangan yang sudah menikah yaitu malas cuci piring
Lalu sales juga menyiapkan apa benefit dari produk tersebut sehingga orang mau membeli dengan memainkan emosi si calon pembeli seperti “karena harga piringnya mahal istri Anda akan menyuruh untuk cuci piring karena harganya mahal dan bagus”
Tapi sekarang kembali lagi pada kebutuhan audiens saat mencari konten, perlu diingat kalau setiap audiens belum tentu menyukai konten yang sama
Gak semua audiens datang ke Anda cari konten tentang studi kasus, macam-macam bisnis dan lainnya, bisa jadi mereka hanya cari tips dan trik bisnis tanpa mempelajari perkembangan bisnis
Kebutuhan audiens dalam mencari konten itu beda-beda jadi pastikan Anda membuat konten sesuai kebutuhan mereka
Lihat data survei Rapt Media dibawah ini
55% orang yang mendapatkan konten dari mereka mengatakan bahwa itu tidak menarik atau relevan bagi mereka
Karena memposting konten yang menurut Anda menarik belum tentu menarik bagi audiens Anda, jangan sampai pemahaman Anda ini menjadi kesalahan membuat konten
Daripada memposting konten dan mengharapkannya menarik, lebih baik teliti minat pelanggan sebagai gantinya,
Caranya dengan survei ke pelanggan/audiens Anda dengan mengenal lebih jauh siapa customer avatar Anda
Jadi customer avatar adalah profile klien/customer impian Anda, semua informasi tentang customer yang menurut Anda penting harus dimasukkan ke dalam customer avatar.
Dengan memfilter audiensnya memudahkan Anda untuk membuat strategi pemasaran seperti iklan/konten feed yang Anda buat ditujukan ke siapa dan terhindar dari kesalahan membuat konten
Hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kesalahan membuat konten adalah:
- Customer impian Anda cowo atau cewe?
- Dari rentang usia berapa ke berapa? Dewasa? Lansia?
- Apa goals mereka?
- Apa tantangan mereka?
- Workshop seperti apa yang biasa mereka ikuti?
- Public figure yang mereka ikuti siapa saja?
Berkat customer avatar ini Anda bisa membagikan survei sesuai target market Anda dan terhindar dari kesalahan membuat konten
Dengan kata lain, tujuan customer avatar membuat target market lebih spesifik, dengan harapan survei yang Anda sebar bisa sampai ke target market impian sehingga Anda jadi tahu apa saja minat dan kebutuhan audiens Anda
Cara yang bisa dilakukan untuk survei customer avatar adalah dengan melakukan lempar polling di story atau membangun sebuah interaksi di kolom komentar
Contohnya seperti ini :
Anda ingin membuat konten yang mengajak audiens untuk memulai bisnis, tapi karena belum punya customer avatar Anda pancing dulu dengan konten edukasi bisnis yang sederhana untuk melihat respon audiens
Konten diatas berusaha kasih tahu apa saja yang kiranya akan dialami sama pebisnis tapi bukan bermaksud untuk menakuti tapi lebih ke sharing dengan kasih pertanyaan “Ada lagi yang mau ditambahin?”
Dilihat dari berbagai respon audiens pasti Anda akan menemukan celah untuk menemukan customer avatar, seperti komentar “mewakili perasaanku saat ini, gimana dong koh solusinya?”
1 respon ini menggambarkan kalau audiens Anda membutuhkan mentor atau konten-konten bisnis yang sekiranya membahas bagaimana cara mengelola bisnis dan atasi kendala bisnis dengan baik
Setelah Anda tahu kebutuhan dan apa mau audiens lebih baik segera buat konten yang sesuai mau audiens, misalnya bikin konten yang bahas solusi atasi kendala bisnis
5. Terlalu fokus pada 1 jenis konten
Penggunaan teks yang terlalu monoton di setiap konten akan menurunkan rasa tertarik audiens pada konten, ini adalah kesalahan membuat konten yang terakhir
Lebih baik Anda buat penyegaran dengan menambahkan beberapa konten foto atau video
Karena berdasarkan data dari Hubspot, orang-orang bisa menghabiskan sekitar 100 juta per jam untuk menonton video
Dan faktanya sekitar 41,5% konten infografis (konten visual seperti foto/video) lebih banyak menarik ketertarikan dan keterlibatan audiens
Hal ini disebabkan karena 90% otak lebih cepat memahami konten visual daripada konten yang penuh dengan teks
Jadi kalau feed anda lebih banyak konten teks bisa dibikin selang seling antara konten teks dan konten visual
Dari 5 pantangan diatas diharapkan mampu membantu Anda membuat konten yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan customer
Jadi pastikan Anda lebih teliti lagi agar kesalahan membuat konten bisa dihindari dan audiens bisa merasakan nilai dari konten sehingga konten yang Anda buat bisa bermanfaat dan tidak sia-sia
Selamat mencoba
Dan jangan lupa untuk bagikan artikel ini ke semua sosmed yang Anda punya