Kebanyakan orang-orang berpindah menjadi pengusaha karena ingin mendapatkan kekayaan dengan cara mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari produk yang terjual. Tapi sebenarnya alasan ini tidak sepenuhnya benar.

Karena di luar sana banyak sekali orang-orang yang hijrah menjadi enetrpreneur, bukannya meraup banyak keuntungan tapi justru buntung dan merugi.

Bisnis itu tak sekedar mengejar kekayaan. Ada proses yang harus kita lewati untuk bisa menjadi kaya dan sukses dari bisnis kita. Terlalu berpatokan pada hasil akhir bisa membuat kita terlena dan tidak siap menjalani prosesnya.

Ketika Anda menginginkan menjadi pengusaha, jangan Cuma ingin kayanya saja. Tapi Anda juga harus siap menerima dan menjalani proses-prosesnya. No gain without pain.

Tapi selain mengejar kekayaan, ada 7 alasan lagi yang salah yang membuat orang ingin jadi entrepreneur. Jika ke-7 hal ini menghampiri Anda, sebaiknya jangan berbisnis dulu :

1) INGIN JADI ORANG TERKENAL

Jangan jadi entrepreneur jika Anda hanya kepengen beken. Baru nyoba teknik marketing model A, tiba-tiba sudah jadi pembicara seminar dan diliput. Baru nyoba teknik marketing B, sudah bikin workshop berbayar supaya terkenal dan dibilang mastah. Tapi bisnisnya sendiri nggak keurus. Yang ada bukannya menginspirasi orang lain, tapi justru bisa-bisa menjerumuskan orang lain ke cara yang salah.

2) BOSAN DI TEMPAT KERJA ANDA YANG SEKARANG

Kebosanan bisa jadi melanda Anda saat bekerja. Penyebabnya pun beragam. Bisa jadi karena Anda sudah tidak memiliki gairah lagi dengan pekerjaan Anda, tidak sevisi dengan atasan, atau tidak cocok dengan teman-teman kerja Anda.

Jika Anda tidak mampu mengatasi kebosanan Anda, jangan coba-coba banting setir jadi pengusaha. Karena jadi pengusaha itu juga pasti pernah dihadapkan dengan kebosanan. Justru bisa jadi level kebosanan seorang pengusaha itu lebih tinggi ketimbang menjadi karyawan.

Misal : Sudah sering split test Facebook Ads tapi belum closing-closing juga, uang sudah habis, akhirnya bosan mencoba. Order sudah banyak tapi waktu tersita untuk mengurus tumpukan orderan, bosan lagi. Sibuk mengurus bisnis sampai tidak punya waktu liburan, juga membosankan.

3) INGIN BERKUASA

Banyak yang beranggapan, jika menjadi penguasa Anda bisa memiliki kekuasaan absolut baik terhadap kehidupan Anda sendiri maupun terhadap karyawan-karyawan Anda. Menjadi seorang pengusaha, hakikatnya bukan menjadi penguasa, tapi pemimpin.

Pemimpin berbeda dengan penguasa. Penguasa bersifat dominatif, cenderung menekan, dan memaksakan kehendak/kemauan kepada orang lain. Sedangkan pemimpin itu membangun dan memotivasi manusia-manusia di bawahnya agar bisa bekerja optimal mewujudkan visi misi perusahaan tanpa harus ada perasaan tertekan atau terpaksa.

4) IKUT-IKUTAN TEMAN

Ini biasanya terjadi jika Anda tinggal di lingkungan orang-orang yang juga pengusaha. Lingkungan seperti ini ada baiknya, tapi juga bisa berdampak buruk jika Anda tidak bisa memanfaatkan dengan baik.

Jangan pernah buka bisnis atas dasar ikut-ikutan teman. Sebaiknya, pelajari dulu pola berbisnis teman-teman Anda. Baru setelah mantap dan Anda bisa menangkap peluang yang ada, silakan buka bisnis Anda sendiri.

5) TERGIUR TAWARAN USAHA TANPA MODAL

Sejatinya, semua usaha itu memerlukan modal. Hanya saja belum tentu modal itu berasal dari tangan Anda sendiri. Bisa jadi dari kantong orang lain.

Jika ada pihak yang menawarkan bisnis tanpa modal sama sekali, jangan langsung tergiur. Silakan dianalisa dan dikaji ulang. Jangan-jangan ada maksud penipuan di dalamnya.

6) INGIN MEMILIKI BANYAK WAKTU LUANG

Waktu luang bagi seorang pengusaha baru bisa didapatkan setelah ia membangun bisnisnya hingga autopilot. Sehingga, tanpa harus bekerja pun, bisnisnya bisa jalan dan tetap memberikan keuntungan bagi pemiliknya.

Ketika masih tahap merintis, jangan harap Anda punya waktu luang. Karena Anda harus bekerja keras siang dan malam demi membangun bisnis Anda.

7) DIAJAK GABUNG OLEH TEMAN

Berpartner dengan teman bisa membantu meringankan Anda dalam berbisnis. Tapi ketika ada yang mengajak Anda bergabung ke dalam bisnis teman Anda, silakan pikirkan lagi. Bagaimana kapasitas Anda, apakah bisa sesuai dengan yang diperlukan teman Anda? Bagaimana karakter teman Anda? Bagaimana potensi bisnisnya ke depan? Jangan karena mumpung ada yang ngajak bisnis, Anda jadi kalap dan langsung mengiyakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here